Selasa, 28 Maret 2017

Terima-kasihku

Hidup adalah proses yang tiada henti. Proses untuk menjadi lebih baik, memperbaiki, diperbaiki.
Seharusnya tak pernah ada kata terbaik dalam catatan hidup. Karena hidup adalah proses, bukan hasil akhir. Saat hal baik telah tercapai, selalu ada hal baik lain yang perlu kita usahakan. Kita tidak pernah berencana siapa-siapa saja yang telah dan akan kita temui dalam hidup. Setiap perjalanan hidup mempertemukan dengan orang dan hal baru. Saat itu pula-lah, terkadang ada seseorang yang dihadirkan dalam hidupmu bukan untuk menjadi bagian dari hidupmu. Tapi hanya sebatas hadir untuk saling mengingatkan, saling memperbaiki. Tuhan kita memang Maha Baik. Tak pernah ada sedikitpun rencana-Nya yang sia-sia. Sang Sutradara hidup adalah pembuat skenario terbaik. Jika mungkin kamu belum mendapat hikmah dari hasil pertemuanmu dengan orang tertentu, mungkin kamu hanya perlu menyadarinya beberapa saat nantinya. Jawaban yang tak bisa kau dapatkan saat ini, tapi akan menjadi sebuah penemuan jawaban oleh waktu. Yang utama dan terpenting adalah bersyukurlah selalu. Tuhan menghadirkan siapapun dalam hidupmu bukan tak berarti apa-apa. Maka berterimakasihlah pada Tuhanmu. Berterimakasihlah pula pada mereka, siapapun itu. Mereka lah perantara Tuhan untukmu. Setidaknya dengan hadirnya mereka, merekalah yang menjadi bagian dari perantara Tuhan untuk mendewasakanmu, menumbuhkanmu, membuatmu berkembang lebih baik dengan berbagai pola pikir barumu. Hidup tak melulu soal idealis, terkadang ada hal-hal yang perlu realistis.
Teruntuk kamu, anda, engkau, dia, kalian, siapapun itu, terima kasih. Meskipun hanya sesaat dan tak selamanya, meskipun sepertinya tak akan pernah ada kata bersama seterusnya, tapi kehadiran memberiku makna. Yang secara tidak langsung mengingatkanku untuk selalu dekat dengan-Nya, agar selalu tahu akan hikmah dari setiap pertemuan didalamnya. Karena sekali lagi, hidup adalah tentang proses menjadi lebih baik, memperbaiki, dan diperbaiki.
Selamat untuk berproses dan menghidupi sesama dalam hidupmu.

1 komentar:

  1. Bagaimana Anda menggabungkan pandangan idealis dan realistis dalam memandang hidup?
    Regard Telkom University

    BalasHapus

arsip oke!