Kamis, 28 Agustus 2014

TULISAN LAMA

Kamu, Anda, dan Engkau!
Tak bisa kupungkiri, kalian bertiga pernah bahkan mungkin masih (walaupun hanya tinggal puing sisa) mengisi hati ini.
Kamu, ya kamu. Kamu memang jadi yang pertama yang pernah ada status hubungan denganku. Walaupun saat itu bisa dibilang saat jaman jahiliyahku, tapi kamu secara tidak langsung mengajarkanku akan kesabaran. Kamu yang bisa dibilang jarang (bahkan mungkin tak pernah sama sekali) marah padaku. Kamu yang punya keluarga sangat welcome denganku. Ah, tapi kamu sendiri yang merusak kepercayaanku. Kamu berjanji untuk menungguku hingga waktu yang tepat itu datang kembali, tapi buktinya?? kamu sendiri malah yang mengingkarinya.
Anda, ya anda. Anda yang cukup bijaksana. Aku merasa nyambung denganmu karena yang kita bicarakan sama, lingkup ilmu kita sama. Anda yang mau menemaniku kemanapun dan menuruti sikap ketidakdewasaanku. maaf, kala itu aku terlalu merepotkanmu dan tidak tau diri. Ah, anda juga sepertinya sama, anda yang pernah bilang sangat yakin denganku, dengan segala kekuranganku, tapi buktinya?? anda tak perjuangkan itu sampai maksimal. anda memilih dengan kehidupan barumu dan sama sekali melupakanku.
atau mungkinkah aku juga yang salah? mungkin aku terlalu lama memberimu kepastian, sehingga anda memilih untuk mundur? ah, sulit mendefinisikan siapa yang salah diantara anda dan aku.
Kau, ya engkau. Kau yang cukup kuat. Kuat untuk menahan dan melihatku bersamanya. Namun tak kusangka, ternyata kau tak beda dengan mereka. Saat akan tumbuh harapan yang selama ini kau tanam, kau malah mematikannya. saat mulai tumbuh rasa, kau malah pergi. mungkin kau sudah terlalu bosan, terlalu lama menunggu harapan dan rasa itu tumbuh di lahan hatiku. tapi seandainya kau sedikit lagi saja untuk tak berputus asa, aku mungkin bisa luluh.
Kalian bertiga bak sampel yang kalo dalam studi kualitatif diambil dengan teknik snowball. Tapi apa iya, dari ketiga sampel itu bisa digeneralisasikan? apa dari tiga sampel itu sudah jenuh dan representatif? apa setiap orang yang akan kutemui nantinya juga seperti itu? apa iya orang yang bakal paling banyak kuhabiskan waktu dengannya juga semacam itu? ah jangan suudzon dan terlalu berpikir sempit. berdoa saja semoga itu semua menjadi pengalaman yang terakhir dan menjadikanku lebih berhati-hati untuk menentukan seorang imam abadi dalam hidup.
Ah sudahlah, mungkin memang aku harus belajar untuk benar-benar ikhlas melepas kalian. Hanya Tuhan Yang Maha Tahu. Ini skenario yang telah Tuhan tuliskan. Mungkin lewat inilah Tuhan mengenalkanku arti sebuah ke'ISTIQOMAH'an.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

arsip oke!