Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Pada kesempatan ini, saya akan
sedikit menceritakan tentang diri saya dan kehidupan saya. Nama lengkap saya
Sholikhah Wahyu Subekti. Jika saat dirumah, orang rumah dan keluarga, sejak
kecil biasa memanggil saya Likah atau Wahyu. Namun semasa sekolah, saya lebih
seringnya dipanggil Sholikhah. Saya lahir di Klaten, pada tanggal 20 Juni 1993.
Saya sejak kecil tinggal bersama kedua orang tua dan kakak saya satu-satunya,
di rumah yang sampai sekarang masih kami tempati. Tepatnya beralamat di Dukuh
Banjarejo, Desa Kedungampel, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Dalam hidup, saya mempunyai motto hidup “God always in our side, so believe
that nothing impossible and everything will be possible, if you believe in
Allah”.
Saya adalah anak kedua dari dua
bersaudara. Ayah saya bernama Suhardi, S.Pd. Beliau baru saja purna tugas per
bulan April 2012 dari jabatannya sebagai seorang guru di SDN 2 Pundungsari,
Kecamatan Trucuk, Klaten. Sedangkan Ibu saya Sadiyem, S.Pd.I, adalah seorang guru
honorer di MIM Sajen, Kecamatan Trucuk, Klaten. Saya mempunyai seorang kakak
laki-laki, namanya Sujawi Sholeh Sadiawan. Dia dulunya kuliah di Universitas
Negeri Yogyakarta Jurusan D3 Teknik Mesin. Sekarang dia sudah bekerja di Nestle
Kejayan Factory di Pasuruan Jawa Timur. Sehingga dalam keseharian, rumah saya
banyak sepinya daripada ramainya. Kedua orang tua saya asli lahir dan besar di
Klaten, sehingga setiap kali musim lebaran tiba, saya tidak pernah merasakan
sensasinya mudik. Sayapun tak perlu bersusah payah untuk keluar kota, karena
saudara saya kebanyakan tinggalnya juga di Klaten. Malahan rumah saya yang
biasanya mendapat kunjungan dari saudara-saudara saya yang berasal dari
berbagai kota. Hal ini mungkin dikarenakan ayah saya dianggap paling tua atau
dituakan, sehingga banyak yang datang. Selain itu mungkin karena nenek saya (yang
dari bapak) dulunya (sebelum meninggal), tinggalnya serumah dengan saya.
Riwayat pendidikan, saya dulu
bersekolah di TK Pertiwi 1 Barepan, SD N 1 Barepan, SMP N 1 Cawas, SMA N 1
Klaten. Selama 6 tahun SD, Alhamdulillahnya saya diberi kesempatan selalu oleh Allah
untuk selalu masuk ranking 3 besar. Saat SD saya juga diberi kesempatan untuk
menang juara 1 lomba Pengetahuan Agama Islam tigkat SD (kategori putri) se-kecamatan
Cawas dan mewakili Kecamatan Cawas untuk maju di Tingkat Kabupaten Klaten.
Selain itu, saat pengumunan kelulusan SD, Alhamdulillah saya juga mendapat
nilai yang memuaskan, berkat itu saya mendapat juara 1 saat kelulusan dan masuk
10 besar nilai tertinggi se-kecamatan Cawas. Sehingga karena hal ini, saya
Alhamdulillah dimudahkan Allah untuk masuk SMP favorit. Ini semua merupakan
suatu hal yang luar biasa untuk saya, karena semasa itu saya merasa bisa
membanggakan kedua orang tua saya.
Saat SMP saya kurang menonjol dan
kurang aktif dalam bidang organisasi, sehingga pengalaman saya tentang
organisasi saat itu sangat kurang dan bahkan tidak punya sama sekali. Saya saat
itu masih berpikiran tentang study oriented, yang takut nilai saya jelek karena
sibuk berurusan dengan organisasi. Namun, Alhamdulillahnya lagi saya saat SMP
juga berkesempatan untuk selalu mendapat ranking 5 besar, bahkan selama 1 tahun
di kelas 2 bisa meraih juara 1. Bahkan saat pengumuman UNAS SMP, Alhamdulillah
saya masuk 10 besar NEM Tertinggi dan 10 besar Penulisan Karya Tulis terbaik
se-SMP. Hal ini tentunya juga hal yang tak kalah luar biasa untuk saya. Karena
dengan ini saya menjadi dimudahkan untuk mendaftar di SMA N 1 Klaten.
Semasa SMA saya termasuk kurang
menonjol di kelas. Ini mungkin karena SMA saya termasuk favorit, sehingga
banyak orang-orang yang tentunya lebih pandai jika dibandingkan dengan saya.
Namun saya bersyukur bisa diberi kesempatan oleh-Nya untuk berada di lingkungan
orang-orang yang luar biasa ini. Ini memotivasi saya untuk sebisa mungkin agar
tidak ketinggalan dan tetap bisa mengimbangi mereka. Dan Alhamdulillah berkat
usaha dan izin-Nya, saya selama 3 tahun disana masih masuk ranking 10 besar.
Kuliah di sini, di Jurusan
Kebidanan, sebenarnya bukanlah keinginan saya. Saya hanya mengikuti perintah
orang tua dan saran dari kakak saya. Sehingga saya dulunya berharap diterima di
Kebidanan juga hanya ingin membuktikan pada mereka bahwa saya bisa, tapi entah
akan saya ambil atau tidak saya pikir belakangan. Sebelumnya yang saya daftari
paling pertama dulu adalah di program beasiswa Bakrie University. Pada awalnya
saya mendaftar hanya untuk coba-coba iseng ikut mendaftar untuk cari
pengalaman, kalau diterima Alhamdulillah, kalau tidak yasudah. Tapi
Alhamdulillahnya, saya diterima beasiswa full di jurusan Akuntansi. Ini
sepertinya sebuah kebanggaan tersendiri untuk saya, karena saya merasa tenang, setidaknya
sudah ada jaminan tempat kuliah walaupun nanti akhirnya akan saya ambil atau
tidak. Ayah saya kala itu sudah lumayan senang dan mantep agar saya disitu saja,
mengingat bisa lebih ngirit dalam hal biayanya. Bahkan sudah tanya sana-sini
tentang kuliah disana. Namun, saya masih ingin mencari yang negeri. Di sisi
lain, saya masih tidak yakin dengan tempat kuliah itu, karena saya memandang
swasta dan masih baru, wisuda pertamanya saja baru dilaksanakan pada saat
angkatan saya masuk di situ, jadi saya masuk dalam angkatan ke lima.
Sehingga dengan masih tetap
mempertimbangkan dari segala sisi, sayapun juga mendaftar yang lain. Diantaranya
Undangan SNMPTN, USM STIS, SIPENCATAR AMG, SNMPTN Tulis, dan Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta. Saat undangan, saya mengambil 4 pilihan, KU UNS, T.Elektro UGM,
Farmasi UGM, dan Statistika UGM. Namun Allah belum mengizinkan saya diterima.
Setelah itu saya berjuang untuk tes STIS, hasilnya saya hanya lolos tes tahap
satu/tes tulis dan pada saat sampai tahap kedua, saya gagal di psikotest dan di
tes wawancara. Ini mungkin karena materi tes wawancaranya diluar dugaan saya,
sehingga saya belum persiapan. Selain STIS kala itu saya mendaftar AMG, dan
mungkin karena soal-soalnya Fisika yang menurut standart orang seperti saya adalah
tidak mudah, sayapun sudah gagal sejak tes tahap pertama/tes tulis. Selain itu,
saya mendaftar disini juga, dengan motivasi seperti yang sudah saya ungkapkan
diatas. Kala itu saya mengambil dua jurusan (Kebidanan dn Keperawatan) sesuai
saran kakak saya, dan hasilnya saya diterima di Jurusan Kebidanan. Orangtua
saya dan kakak saya senang sekali, namun saya masih kurang mantep jika harus
disitu, karena memang dari awal bukan keinginan saya. Saya masih menunggu hasil
SNMPTN Tulis yang kala itu saya mengambil jurusan KU UNS dan Ilmu Gizi Undip. Kala
itu saya sudah berfikir jika saya nantinya diterima di pilihan kedua, dengan
berbagai pertimbangan orang tua, pertimbangan prospek, dan kualitas akreditasi
jurusan, perasaan saya lebih memilih di Jurusan Kebidanan ini. Dan pengumuman
SNMPTN pun tiba, saya pun diterima di pilihan kedua. Saya kala itu tidak tahu
harus senang atau sedih, benar-benar membuat galau karena harus memilih kuliah
di opsi yang pada awalnya semuanya itu sama sekali bukan tujuan dan keinginan
saya. Karena itu, saya dulu pernah berfikir bahwa saya harus mencoba lagi tahun
ini, dengan modal keyakinan, entah bagaimanapun caranya pasti Allah akan
memudahkan jika aku mau mencoba.
Namun selama berbulan-bulan
menjalani, saya seperti mendapat jawaban tegas dari Tuhan, akhir-akhir ini saya
disadarkan bahwa mungkin ini memang jawaban dari Tuhan dari apa yang pernah
kupanjatkan dalam doa, karena dulu saya pernah berdoa meminta yang terbaik, dan
mungkin inilah jawabannya. Seingga saya harus tetap disini, bertanggungjawab
menyelesaikan apa yang telah saya mulai. Kala itu orang tua juga kurang setuju
jika saya mencoba lagi, sehingga dengan berbagai pertimbangan saya pun tidak
jadi mencoba lagi.
Saya dulunya tidak tertarik dengan
dunia kesehatan, saya dulunya ingin sekali masuk di jurusan yang basicnya
memakai hitungan bukan malah hafalan. Saya mulai suka dan ingin masuk jurusan
kedokteran itu baru saat kelas 3 SMA. Ini mungkin karena pengaruh teman-teman
saya yang sebagian besar ingin masuk KU, sehingga saya menjadi ikut tertarik
dengan dunia kesehatan dan ingin masuk KU. Terkadang saya menyesal, kenapa saya
tidak dari dulu ingin masuk dunia kesehatan, sehingga saya bisa persiapan lebih
dini untuk masuk KU. Yasudahlah, mungkin ini memang jalan hidup yang harus saya
lalui. Dan saya harus tahu bahwa mungkin Tuhan memberi apa yang saya butuhkan bukan yang saya inginkan, sehingga selayaknyalah saya
itu sudah bersyukur. J
Untuk selanjutnya, di Jurusan
Kebidanan ini, saya berkeinginan bisa mantap dalam menjalani semua ini. Diberi
kekuatan hati, pikiran, dan perasaan. Kekuatan hati agar senantiasa ikhlas dan
bersyukur atas nikmat Tuhan, kekuatan pikiran agar dimudahkan dalam belajar
serta menerima ilmu yang dipelajari dan menerapkannya suatu saat nanti, serta
kekuatan perasaan agar bisa beradaptasi dengan kondisi dan perbedaan pada teman-teman
semua. Sehingga nantinya saya bisa menjadi tenaga kesehatan yang benar-benar
bermanfaat untuk orang lain dan untuk Negara ini, dan juga bisa mengembangkan
setiap ilmu yang saya terima untuk orang lain. Selain itu saya juga berharap
saya masih tetap bisa meraih apa yang saya inginkan dan menjadi cita-cita hidup
saya. Yakni salah satunya, saya masih ingin kuliah di KU, setelah lulus ini.
Walaupun mungkin orang lain ada yang berfikir bahwa itu tidak mungkin bisa alih
jalur, tapi saya yakin, entah bagaimanapun caranya. Tuhan itu Maha Melihat atas
usaha kita, sehingga saya yakin jika saya mau berusaha pasti Tuhan akan
membantu. Man Jadda Wa Jadda, karena
Tuhan Maha Memampukan kalau kita mau, Kun
Fayakun. Saya berfikir bahwa Tuhan selalu memberi kita kesempatan, dan
untuk saya, kesempatan itu mungkin bukan tahun kemarin, tapi 2-3 tahun lagi
setelah saya lulus dari sini.
Ibaratnya seperti berjalan, saat
saya sedang berjalan menuju apa yang menjadi tujuan hidup saya, jalan itu tidak
selamanya dan tidak semuanya lurus bebas hambatan, namun ada juga jalur yang
arahnya membelok. Pada suatu ketika saya diajak belok untuk singgah dulu,
mampir disini selama 3 tahun ini, sebelum akhirnya melanjutkan kembali
perjalanan saya. Dan selama 3 tahun di persinggahan ini, itu bukan tak ada
manfaatnya, saya disini merasa seperti diajarkan dan ditunjukkan Tuhan tentang
banyak hal, salah satunya agar saya sadar untuk senantiasa ikhlas dan bersyukur
atas apapun yang telah saya dapatkan. Jadi saya rasa, ini bukan pembelokan yang
sia-sia, ini adalah pembelokan yang merupakan rangkaian jalur hidup yang harus
saya jalani.
Sebagai penutup, kita sebagai manusia hanya bisa berencana
dan berdoa, semoga apa yang telah kita rencanakan sama dengan apa yang telah
Allah rencanakan untuk kita. Aamiin Ya Rabbal’alamin. Akhir kata, saya mohon
doanya pada bapak agar saya dimudahkan dalam meraih apa yang saya inginkan, dan
apabila terdapat banyak kesalahan maupun kata yang kurang sopan, saya pribadi
meminta maaf. Terimakasih atas perhatian Bapak selama mengajar dan memberikan
ilmu kepada kami semua. Semoga Bapak selalu dirahmati Allah SWT dalam segala
hal. Dan jika bapak berkenan membuka, tulisan ini isinya hampir sama dengan
yang di blog saya www.sholsolasidooo.blogspot.com.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
it's nice to read your story.
BalasHapus